Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Penyakit pada sapi perah : Hipokalsemia di Bayongbong

Gambar
Anamnesa Sapi melahirkan pada tanggal 12 Februari 2015, tepatnya setelah asar. Awalnya sapi tidak mau makan, dan terlihat lemah. Pukul 08.00 WIB sapi ambruk dan tidak dapat mengangkat badannya. Dokter hewan datang pukul 12.00 WIB ke tempat peternak. Kondidi sapi setelah ambruk disajikan pada Gambar 1.   Keadaan sapi yang ambruk Definisi Milk Fever (paresis puerperalis) adalah manifestasi klinis dari hipokalsemia post partus. Hipokalsemia post partus adalah penyakit yang memiliki dampak besar tehadap perekonomian peternak. Hipokalsemia didefisikan sebagai penurunan kadar kalsium dalam darah karena produktivitas susu yang tinggi. Total kalsium di dalam darah berkisar diantara 10-12   mg/dL dengan rata-rata 8 mg/dL. Hipokalsemia terjadi pada semua umur sapi, namun pada umumnya banyak menyerang sapi dengan umur produksi susu yang tinggi (5 tahun) (Rododtits et al. 2000). Milk fever adalah penyakit gangguan metabolisme yang terjadi pada sapi betina menjelang atau saa

Penyakit pada sapi perah : Endometritis

       Endometritis ataupun metritis merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya peradangan pada uterus. Endometritis mengarah kepada peradangan yang terjadi pada lapisan endometrium dan kelenjar uterus sedangkan metritis digunakan untuk menunjukkan adanya peradangan pada lapisan endometrium, kelenjar uterus, dan lapisan otot uterus (Drillich 2006). Menurut Kasimanickam et al . ( 2005 ) endometritis merupakan peradangan uterus yang disebabkan bakteri patogen yang masuk melalui vagina, serviks dan mengkontaminasi uterus. Kim dan Kang (2003) menjelaskan endometritis merupakan peadangan uterus yang terjadi karena beberapa sebab yaitu distokia, lahir kembar, retensio sekundinarum, dan kelainan metabolisme tubuh.        Drillich (2006) menjelaskan jenis peradangan yang dapat terjadi pada uterus sapi perah diantaranya metritis akut, endometritis kronis, dan endometritis subklinis.   Metritis akut merupakan penyakit saluran reproduksi yang menyerang sapi perah. Metritis

Penyakit pada sapi perah : Retensio Sekundinarum

Gambar
Retensio sekundirum merupakan penyakit reproduksi yang sering terjadi pada sapi perah. Retensio sekundinarum ditandai dengan tidak terlepasnya plasenta lebih dari 12 jam. Plasenta terlihat menggantung di mulut vulva. Secara fisiologis plasenta merupakan gabungan antara plasenta foetalis dengan plasenta maternalis , memiliki fungsi sebagai penyalur nutrisi pada fetus dan pembuangan sisa metabolisme fetus selama kebuntingan berlangsung. Sapi memiliki plasenta multipleks atau disebut juga kotiledonaria terdiri atas plasenta anak (kotiledon) dan plasenta induk (karankula), penggabungan antara keduanya disebut dengan plasentoma yang berhubungan seperti bungkul dengan kancing. Secara fisiologis pengeluaran plasenta terjadi 6 - 12 jam post partus (Dalam Noordin 2012).        A. Proses manual removal , B. Plasenta yang berhasil dikeluarkan dengan cara manual removal , dan C. Plasenta sapi yang tidak dapat dikeluarkan dengan manual removal . Menurut Kimura et al. (2002)